PENDAHULUAN
Manajemen keuangan merupakan manajemen
terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi
begaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana
tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan
jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan memilih
sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut.
Untuk membelanjai kebutuhan dana tersebut, manajer keuangan
dapat memenuhinya dari sumber yang berasal dari luar perusahaan dan dapat juga
yang berasal dari dalam perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari
pasar modal, yaitu pertemuan antara pihak membutuhkan dana dan pihak yang dapat
menyediakan dana. Dana yang berasal dari pasar modal ini dapat berbentuk hutang
(obligasi) atau modal sendiri (saham). Sumber dari dalam perusahaan berasal
dari penyisihan laba perusahaan (laba ditahan), cadangan, maupun depresiasi.
Setelah dana diperoleh, dana
tersebut harus digunakan untuk membelanjai operasi perusahaan. Dana akan
tertanam pada berbagai kekayaan riil perusahaan.
Manajemen
keuangan memiliki peran dalam kehidupan perusahaan ditentukan oleh perkembangan
ekonomi kapitalisme. Pada awal lahirnya kapitalisme sebagai system ekonomi pada
abad 18, manajemen keuangan hanya membahas topic rugi-laba. Selanjutnya
berturut-turut ia memiliki peranan antara lain sebagai berikut :
1.
Tahun 1900 awal : Penerbit surat berharga
2. Tahun 1930 – 1940 : kebangkrutan, reorganisasi
3. Tahun 1940 – 1950 : anggaran & internal audit
4. Tahun 1950 – 1970 : eksternal perusahaan
5. Tahun 1970 – 1980 : inflasi
6. Tahun 1980 – 1990 : krisis ekonomi keuangan
7. Tahun 1990 – sekarang : globalisasi
Perkembangan
manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain
kebijakan moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi, kondisi social, dan
kondisi politik. Kebijakan moneter berhubungan dengan tingkat suku bunga dan
inflasi. Khususnya inflasi mempunyai dampak langsung terhadap manajemen
keuangan antara lain masalah :
1. Masalah akuntasi
2. Kesulitan perencanan
3. Permintaan terhadap modal
4. Suku bunga
5. Harga obligasi menurun
Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak
langsung terhadap manajemen keuangan antara lain masalah :
1. Persaingan internasional
2. Keuangan internasional
3. Kurs pertukaran yang berfluktuasi
4. Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi
5. Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan
Manajemen keuangan berhubungan
dengan tiga aktivitas (fungsi) utama:
a.
Allocation of funds (aktivitas penggunaan dana) yaitu
aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva. Alokasi dana
berbentuk:
·
Financial assets (aktiva finansial) yaitu selembar kertas
berharga yang mempunyai nilai pasar karena mempunyai hak memperoleh penghasilan,
misalnya: saham, sertifikat deposito, atau obligasi.
·
Real assets (aktiva riil) yaitu aktiva nyata: tanah,
bangunan, peralatan.
b.
Raising of funds (aktivitas perolehan dana) yaitu
aktivitas untuk mendapatkan sumber dana baik dari sumber internal perusahaan
maupun sumber eksternal perusahaan, termasuk juga politik dividen.
c.
Manajemen assets (aktivitas pengelolaan aktiva)
yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva-aktiva harus
dikelola se-efisien mungkin.
PENGERTIAN
A.
Pengertian Manajemen Keuangan
menurut para ahli
a. Liefman : usaha
untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.
b.
Suad Husnan : manajemen terhadap fungsi-fungsi
keuangan.
c.
Grestenberg : how business are organized to
acquire funds, how they acquire funds, how the use them and how the prof ts
business are distributed.
d.
James Van Horne : segala aktivitas yang berhubungan
dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.
e.
Bambang Riyanto : keseluruhan aktivitas perusahaan
yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya
yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk
menggunakan dana tersebut se-efisien mungkin.
B.
Beberapa definisi
-
Manajemen Keuangan adalah
aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang
semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin
untuk menghasilkan laba.
-
Manajemen keuangan dapat
didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Meskipun tugas
dan tanggung jawabnya berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok manajemen
keuangan antara lain meliputi : keputusan tentang investasi, pembiayaan
kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan (Weston dan Copeland,
1992: 2)
-
Manajemen Keuangan adalah suatu
kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian,
pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
C. Penjelasan Fungsi
Manajemen Keuangan
1.
Perencanaan Keuangan
Membuat
rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk
periode tertentu.
2.
Penganggaran Keuangan
Tindak
lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan
pemasukan.
3.
Pengelolaan Keuangan
Menggunakan
dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
4.
Pencarian Keuangan
Mencari
dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
5.
Penyimpanan Keuangan
Mengumpulkan
dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.
6.
Pengendalian Keuangan
Melakukan
evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
7.
Pemeriksaan Keuangan
Melakukan
audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi
penyimpangan.
PERAN, TUGAS, & TANGGUNG JAWAB MANAJER KEUANGAN
A.
Peran
Manajer Keuangan
Kesuksesan suatu perusahaan dipengaruhi
oleh kemampuan Manajer Keuangan untuk beradaptasi terhadap perubahan,
meningkatkan dana perusahaan sehingga kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi,
investasi dalam aset-aset perusahaan dan kemampuan mengelolanya secara
bijaksana. Apabila perusahaannya dapat dikembangkan dengan baik oleh Manajer
Keuangan, maka pada gilirannya kondisi perekonomian secara keseluruhan juga
menjadi lebih baik. Seandainya secara lebih luas dana-dana dialokasikan secara
tidak tepat, maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi lambat. Dalam suatu
perekonomian, efisiensi alokasi sumber-sumber daya adalah sangat penting untuk
pertumbuhan ekonomi secara optimal. Hal ini juga penting untuk menjamin bahwa
individu-individu dapat mencapai kepuasan tertinggi bagi kebutuhan-kebutuhan
pribadi mereka. Jadi, melalui investasi, pembelanjaan dan pengelolaan aset-aset
secara efisien, Manajer Keuangan memberi sumbangan terhadap pertumbuhan kekayaan
perusahaan dan pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.
B.
Tugas
Manajer Keuangan
Aktivitas
perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas manajer
keuangan. Tugasnya antara lain adalah sebagai berikut :
- Perolehan dana dengan biaya
murah.
- Penggunaan dana efektif dan
efisien
- Analisis laporan keuangan
- Analisis lingkungan Internal
dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan khusus.
Kegiatan penting lain yang harus
dilakukan manajer keuangan menyangkut lima (5) aspek yaitu:
1. Peramalan dan perencanaan
Mengkoordinasi proses perencanaan
yang akan membentuk masa depan perusahaan.
2.
Keputusan-keputusan investasi dan
pendanaan
Membantu menentukan tingkat
penjualan perusahaan yang optimal, memutuskan aset spesifik yang harus
diperoleh, dan memilih cara terbaik untuk mendanai aset.
3.
Koordinasi dan control
Berinteraksi dengan
karyawan-karyawan lain untuk memastikan bahwa perusahaan telah beroperasi
seefisien mungkin.
4.
Berinteraksi dengan pasar keuangan
Berinteraksi untuk mendapatkan atau
menanamkan dana perusahaan.
5.
Manajemen risiko
Bertanggung jawab untuk program manajemen risiko secara keseluruhan
termasuk mengidentifiksi risiko dan kemudian mengelolanya secara efisien.
Dari
kelima aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manajer keuangan
berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan
fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok
perusahaan dan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
C.
Tanggung
Jawab Manajer Keuangan
Manajer keuangan mempunyai tanggung jawab yang besar
terhadap apa yang telah dilakukannya. Ada pun keputusan keuangan yang menjadi
tanggung jawab manajer keuangan dikelompokkan ke dalam tiga (3) jenis:
1. Mengambil
keputusan investasi / pembelanjaan aktif
(investment decision)
Menyangkut masalah pemilihan investasi
yang diinginkan dari sekelompok kesempatan yang ada, memilih satu atau lebih
alternatif investasi yang dinilai paling menguntungkan.
·
Implementasi dari allocation off funds (aktivitas penggunaan
dana).
·
Allocation of funds bisa dalam jangka pendek dalam bentuk working
capital, berupa aktiva lancar atau jangka panjang dalam bentuk capital
investment, berupa aktiva tetap.
·
Tercermin di sisi aktiva (kiri) sebuah neraca. Komposisi
aktiva harus ditetapkan misalnya berapa aktiva total yang dialokasikan untuk
kas atau persediaan, aktiva yang secara ekonomis tidak dapat dipertahankan
harus dikurangi, dihilangkan atau diganti.
2. Mengambil
keputusan pendanaan / pembelanjaan pasif
(financing decision)
Menyangkut masalah pemilihan berbagai
bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi, memilih satu atau
lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah.
·Implementasi dari rasing of funds (aktivitas
perolehan dana), meliputi besarnya dana, jangka waktu penggunaan, asalnya dana
serta, persyaratan-persyaratan yang timbul karena penarikan dana tersebut.
·Hasil financing dicision tercermin
di sebelah kanan dari neraca.
·Raising of funds bisa diperoleh dari
internal (modal sendiri) meliputi: saham preferen, saham biasa, laba ditahan
dan cadangan, maupun eksternal (modal asing) jangka pendek maupun jangka
panjang. Sumber dana jangka pendek, misalnya utang dagang (trade payable atau
open account), utang wesel (notes payable), utang gaji, utang pajak. Sumber
dana jangka panjang misalnya, utang bank, dan obligasi.
3. Mengambil
keputusan dividen (dividend decision)
Menyangkut masalah penentuan besarnya
persentase dari laba yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada para
pemegang saham, stabilitas pembayaran dividen, pembagian saham dividen dan pembelian
kembali saham-saham.
·
Berhubungan dengan penentuan prosentase dari keuntungan neto
yang akan dibayarkan sebagai cash dividend.
·
Penentuan stock dividen dan pembelian kembali saham.
Keputusan-keputusan
tersebut harus diambil dalam kerangka tujuan yang seharusnya dipergunakan oleh
perusahaan yaitu memaksimumkan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan adalah harga yang terbentuk seandainya
perusahaan dijual. Apabila perusahaan “go public” maka nilai perusahaan ini
akan dicerminkan oleh harga saham perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya
nilai perusahaan, maka pemilik perusahaan menjadi lebih makmur sehingga mereka
menjadi lebih senang.
Kegiatan mencari alternatif sumber
dana menimbulkan adanya arus kas masuk, sementara kegiatan mengalokasikan dana
dan pembayaran dividen menimbulkan arus kas keluar, maka manajemen keuangan
sering disebut manajemen aliran (arus) kas.
CAPITAL
BUDGETING
(PENGANGGARAN MODAL)
Istilah
penganggaran modal digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan dan
pembelanjaan pengeluaran modal, seperti untuk pembelian equipment baru untuk
memperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi fasilitas pabrik.
Penganggaran modal melibatkan suatu pengikat (penanaman) dana di masa sekarang
dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang.
Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut
dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko. Seluruh
proses perencanaan dan pengambilan keputusan yang berkenaan dengan pengeluran
dan jangka waktu pengembaliannya melebihi satu tahun. Termasuk dalam kategori
pengeluaran dana ini adalah pengeluaran dana untuk pembeli aktiva tetap seperti
tanah,bangunan,dan peralatan lainnya.
Motif-motif yang sering dipakai orang dalam penggunaan penganggaran
modal :
Ø Expansi (perluasan) : untuk membuka cabang. Dalam investasi awal
diperlukan modal yang cukup besar.
Ø Replacement (penggantian) : mengganti sesuatu yang sudah usang
menjadi baru.
Ø Renewal (pembaharuan) : tambal sulam
Lain-lain: mau dijadikan paten, trademark (dalam aktiva yang tidak berwujud).
A. Istilah-istilah dalam
Capital Budgeting
1. Independent projects
Proyek
yang tidak ada keterkaitannya dengan proyek lainnya.
Contoh
: buka bisnis salon dan buka resto.
2. Mutually exclusive projects
Proyek-proyek
yang tidak ada hubungannya tapi terkait oleh keterbatasan dana.
3. Unlimited funds
Proyek
dengan dana yang tidak terbatas.
B.
Metode penilaian investasi
Metode yang mendasarkan perhitungan
atas keuntungan akuntasi dan metode yang mendasarkan perhitungan atas dasar
cash flow.
Arus kas masuk
Arus
kas yang masuk dari penjualan barang dan jasa, pendapatan dividen, pendapatan
bunga, dan penerimaan operasi lainnya. Setiap usulan pengeluaran
modal (capital expenditure) selalu mengandung dua macam aliran kas, yaitu:
Ø
Aliran kas keluar
netto (net cash outflow), yaitu aliran uang tunai yang dibutuhkan untuk
investasi baru.
Ø
Aliran kas masuk
netto (net cash in flow), yaitu aliran uang tunai masuk sebagai hasil dari
investasi baru dan sering pula disebut net cash proceeds.
1. Metode Average Rate of Return
Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan
rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi. Angka yang dipergunakan
adalah laba setelah pajak dibandingkan dengan total average investment.
Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam persentase. Angka ini kemudian
diperbandingkan tingkat keuntungan yang disyaratkan, maka proyek dikatakan
menguntungkan, apabila lebih kecil daripada tingkat keuntungan
yang disyaratkan proyek ditolak.
Kelebihan:
Ø Sederhana dan mudah dimengerti
ØMetode ini menggunakan data
akuntansi yang sudah tersedia sehinngga tidak memerlukan perhitungan
tambahan
Kelemahan:
Ø Tidak memperhitungkan “time value of money”
Ø Menitikberatkan pada laba akuntansi dan bukan pada arus kas dari investasi
bersangkutan
Ø Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan angka rata-rata yang
menyesatkan
Ø Kurang memperhitungkan jangka waktu investasi
2.
Metode Payback
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali,
karenanya dasar yang digunakan adalah aliran kas, bukan laba. Karena itu
satuan hasilnya bukan persentase, tapi satuan waktu. Kalau periode payback
ini lebih pendek daripada yang disyaratkan, maka proyek dikatakan
menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama proyek ditolak.
Namun problem utamanya adalah sulitnya menentukan periode payback
maksimum yang disyaratkan, untuk dipergunakan sebagai angka pembanding. Dalam
prakteknya, yang dipergunakan adalah payback umumnya dari perusahaan-perusahaan
yang sejenis.
Kelemahan lain dari metode ini adalah diabaikannya nilai waktu uang dan
diabaikannya aliran kas setelah periode payback. Akhirnya kelemahan pertama
diatasi oleh metode Discounted Cash Flow.
Misalnya proyek A dengan
investasi 20 juta, dengan usia ekonomis 6 tahun, memiliki aliran kas 6.5 juta
per tahun. Proyek B dengan investasi 20 juta juga, usia ekonomis 10 tahun,
aliran kas 6 juta per tahun. Tingkat bunga yang dianggap relevan adalah 10 %.
Maka dalam waktu kurang 4 tahun, investasi A akan kembali, sedangkan B
membutuhkan waktu lebih 4 tahun. Namun secara total investasi B akan memberikan
tambahan kas yang lebih banyak (karena usia ekonomis yang lebih lama). Jadi
dengan DCF ini hanya menyelesaikan masalah diabaikannya nilai waktu uang saja,
tetapi belum dapat mengatasi masalah diabaikannya aliran kas setelah periode
payback. Namun demikian cara ini tetap populer digunakan, namun hanya sebagai
pelengkap penilaian investasi saja, terutama untuk perusahaan yang menghadapi
problem likuiditas atau kelancaran keuangan jangka pendek.
3. Metode Net Present Value
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang
investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih
(oprasional maupun terminal cash flow) di masa yang akan datang. Untuk
menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu
tingkat bunga yang dianggap relevan. Apabila nilai sekarang penerimaan-penerimaan
kas bersih di masa yang akan datang lebih besar daripada nilai
sekarang investasi, maka proyek ini dikatakan menguntungkan sehingga
diterima. Sedangkan apabila nilainya kecil (NPV negatif ), proyek
ditolak karena tidak menguntungkan.
Metode ini cukup populer digunakan dalam penilaian investasi, karena mampu
mengatasi kelemahan dari metode penilaian lain, yaitu memperhatikan nilai waktu
dari uang (time value of money). Net present value dari suatu investasi
didefinisikan sebagai pengurangan dari present value cash outflow (proceeds)
dikurangi present value cash outflow (outlays).
Jika
|
Artinya
|
Sehingga
|
NPV > 0
|
investasi yang dilakukan
memberikan manfaat bagi perusahaan.
|
proyek bisa dijalankan
|
NPV < 0
|
investasi yang dilakukan akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
|
proyek ditolak
|
NPV = 0
|
investasi yang dilakukan tidak
mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi.
|
Kalau proyek dilaksanakan atau
tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan
harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi
terhadap positioning perusahaan.
|
1. Metode Internal Rate of
Return
Metode ini
menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan
nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa-masa mendatang.
Apabila tingkat bunga ini lebih besar daripada tingkat bunga
relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan, tetapi
apabila tingkat bunganya lebih kecil maka investasi dikatakan merugikan.
2. Metode Profitability Index
Metode
ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas
bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi. Apabila Profitability
Index (PI)-nya lebih besar daripada 1, maka proyek
dikatakan menguntungkan, tetapi apabila kurang, maka dikatakan tidak
menguntungkan. Sebagaimana metode NPV, maka metode ini perlu
menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang akan dipergunakan.
A.
Perencanaan Keuangan (Financial Planning)
Kunci dari
manajemen keuangan yang efektif adalah pembuatan rencana keuangan. Rencana
keuangan adalah rencana usaha untuk mencapai posisi keuangan yang dicari di
masa yang akan datang.
1. Mengapa Perusahaan
Membutuhkan Dana ?
Setiap
perusahaan membutuhkan dana untuk tetap beroperasi, karena kegagalan dalam
membayar pemasok dapat membuat bangkrutnya usaha. Manajer harus dapat
membedakan dua jenis pengeluaran :
• Pengeluaran Jangka
Pendek (Short Term/Operatinge Xpenditures)
• Pengeluran Jangka Panjang (Long Term/Capital Xpenditures)
2. Pembelanjaan atau
Pembiayaan Perusahaan (Corporate Financing)
Untuk memenuhi kebutuhan akan pengeluaran jangka
pendek maupun panjang, perusahaan membutuhkan dana yang tidak saja dapat
dipenuhi oleh kemampuan modal awal dari pemilik serta kemampuannya dalam
menghasilkan laba, tetapi juga dana dari luar perusahaan seiring dengan
perkembangan kemajuan usahanya.
ü
Sumber Dana Jangka
Pendek
Sumber dana jangka pendek meliputi
:
-
Trade Credit (Utang
Dagang)
Berfungsi sebagai sumber dana bagi
perusahaan, barang telah dapat diterima tetapi pembayarannya diserahkan
kemudian.
-
Pinjaman Bank Jangka
Pendek Dengan Jaminan (Scured Short Term Loan)
Merupakan sumber dana jangka pendek
yang sangat penting.
-
Pinjaman Jangka Pendek
Tanpa Jaminan (Unsecured Short Term Loan)
Pinjaman ini merupakan sumber dana
jangka pendek yang penting bagi perusahaan. Dengan jenis pinjaman ini,
perusahaan tidak perlu menyerahkan jaminan kepada bank.
-
Letter Of Credit
Janji tertulis dari bank bagi pihak
pembeli untuk membayar sejumlah uang kepada perusahaan yang dituju (penjual)
bila sejumlah kondisi telah terpenuhi.
-
Commercial Paper
Surat berharga yang diterbitkan dan
dijual oleh perusahaan besar dan
terpercaya untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya.
-
Factoring
Perusahaan dapat memperoleh dana
dengan cepat melalui factoring yaitu dengan menjual piutang perusahaan kepada
perusahaan 5faktor (perusahaan pembeli piutang) yang biasanya adalah lembaga
keuangan.
ü
Sumber Dana Jangka
Panjang
Pada umumnya perusahaan membutuhkan
dana jangka panjang untuk memenuhi pengeluaran jangka panjangnya, seperti pembelian
aktiva tetap. Agar bisa memulai usahanya, perusahaan harus mengeluarkan dana
untuk bangunan dan peralatan. Pencarian dana jangka panjang diperoleh dari :
-
Pembiayaan Melalui
Utang
a) Utang jangka panjang
b) Obligasi perusahaan
-
Pembiayaan Dengan Modal
Sendiri (Equity Financing)
a) Saham
biasa
b)
Laba ditahan
TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen keuangan yang efisien
memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai standar dalam memberi penilaian
keefisienan yaitu:
1.
Tujuan normatif manajemen keuangan
Mazimization wealth of stockholders
atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai
perusahaan.
- Tujuan memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang
perusahaan.
- Secara konseptual jelas sebagai
pedoman dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko.
- Manajemen harus
mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak lain yang
berkaitan dengan perusahaan.
- Memaksimalkan kemakmuran
pemegang saham lebih menekankan pada aliran kas daripada laba bersih dalam
pengertian akuntansi.
- Tidak mengabaikan social
objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan eksternal, keselamatan
kerja, dan keamanan produk.
2.
Nilai perusahaan yang belum
go-publik dapat diukur dengan harga jual seandainya perusahaan tersebut dijual
Jadi tidak hanya nilai asset
(laporan di neraca) tetapi diperhitungkan juga tingkat risiko usaha, prospek
perusahaan, manajemen lingkungan kerja dan sebagainya. Indikasi nilai
perusahaan adalah:
- Perusahaan belum/tidak
go-publik: harga seandainya perusahaan dijual
- Perusahaan go-publik: harga
saham yang dijual-belikan di pasar modal.
Dari indikasi tersebut dapat ditarik
pengertian:
a.
Memaksimalisasi nilai perusahaan
tidak sama dengan memaksimalisasi laba:
- Perusahaan bisa saja
meningkatkan laba dengan cara mengeluarkan saham dengan hasil penjualan
saham diinvestasikan pada deposito atau obligasi pemerintah. Dengan cara
ini dijamin laba akan besar tetapi keuntungan per lembar saham akan
menurun, karena jumlah lembar saham yang beredar bertambah, sehingga
kondisi perusahaan tidak baik.
- Terminologi profit memiliki pengertian
ganda, disebabkan terdapat banyak definisi profit.
b.
Memaksimalkan nilai perusahaan tidak
sama dengan memaksimalkan laba per-lembar saham (earning per share = EPS) alasannya:
- Tujuan memaksimalisasi laba
tidak memperhatikan waktu dan lamanya keuntungan yang diharapkan.
- Tidak mempertimbangkan risiko
atau ketidakpastian dari keuntungan di masa yang akan datang. Jika suatu
usulan mengandung risiko yang besar, maka kenaikan keuntungan per lembar
saham akan diikuti dengan penurunan harga saham.
7 PRINSIP MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen
keuangan bukan hanya berkutat seputar pencatatan akuntansi. Dia merupakan
bagian penting dari manajemen program dan tidak boleh dipandang sebagai suatu
aktivitas tersendiri yang menjadi bagian pekerjaan orang keuangan. Manajemen
keuangan pada NGO lebih merupakan pemeliharaan suatu kendaraan. Apabila kita
tidak memberinya bahan bakar dan oli yang bagus serta service teratur, maka
kendaraan tersebut tidak akan berfungsi secara baik dan efisien. Lebih parah
lagi, kendaraan tersebut dapat rusak ditengah jalan dan gagal untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Dalam prakteknya, Manajemen Keuangan adalah tindakan
yang diambil dalam rangka menjaga kesehatan keuangan organisasi. Untuk itu,
dalam membangun sistem manajemen keuangan yang baik perlulah kita untuk
mengidentifikasi prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik. Ada 7 prinsip
dari manajemen keuangan yang harus diperhatikan.
1.
Konsistensi
(Consistency)
Sistem
dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari waktu ke waktu. Ini
tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila terjadi
perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten terhadap manajemen
keuangan merupakan suatu tanda bahwa terdapat manipulasi di pengelolaan
keuangan.
2.
Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas
adalah kewajiban moral atau hukum, yang melekat pada individu, kelompok atau
organisasi untuk menjelaskan bagaimana dana, peralatan atau kewenangan yang
diberikan pihak ketiga telah digunakan. NGO mempunyai kewajiban secara
operasional, moral dan hukum untuk menjelaskan semua keputusan dan tindakan
yang telah mereka ambil. Organisasi harus dapat menjelaskan bagaimana dia
menggunakan sumberdayanya dan apa yang telah dia capai sebagai pertanggungjawaban
kepada pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Semua pemangku kepentingan
berhak untuk mengetahui bagaimana dana dan kewenangan digunakan.
3. Transparansi (Transparency)
Organisasi harus terbuka berkenaan
dengan pekerjaannya, menyediakan informasi berkaitan dengan rencana dan
aktivitasnya kepada para pemangku kepentingan. Termasuk didalamnya, menyiapkan
laporan keuangan yang akurat, lengkap dan tepat waktu serta dapat dengan mudah
diakses oleh pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi
tidak transparan, hal ini mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.
4. Kelangsungan
Hidup (Viability)
Agar keuangan terjaga, pengeluaran
organisasi di tingkat stratejik maupun operasional harus sejalan/disesuaikan
dengan dana yang diterima. Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu
ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan keuangan organisasi. Manager
organisasi harus menyiapkan sebuah rencana keuangan yang menunjukan bagaimana
organisasi dapat melaksanakan rencana stratejiknya dan
memenuhi kebutuhan keuangannya.
5.
Integritas (Integrity)
Dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya, individu yang terlibat harus mempunyai integritas yang baik.
Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus dijaga integritasnya
melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan.
6.
Pengelolaan
(Stewardship)
Organisasi harus dapat mengelola dengan
baik dana yang telah diperoleh dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara praktek, organisasi dapat
melakukan pengelolaan keuangan dengan baik melalui : berhati-hati dalam
perencanaan stratejik, identifikasi resiko-resiko keuangan dan membuat system
pengendalian dan sistem keuangan yang sesuai dengan organisasi.
7.
Standar Akuntansi
(Accounting Standards)
Sistem akuntansi dan keuangan yang
digunakan organisasi harus sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang
berlaku umum. Hal ini berarti bahwa setiap akuntan di seluruh dunia dapat
mengerti sistem yang digunakan organisasi.