Nama :
DIANA APRIANTI
NPM :
22211042
Kelas :
4 EB 24
Tugas
Sofskil Akuntansi Internasional
NEGARA
GUINEA
SEJARAH
NEGARA GUINEA
Guinea merupakan negara kecil yang terletak di Afrika Barat, yang semula
negara Guinea ini dikenal dengan sebutan Guinea Perancis. Guinea
beribukota di Conakry, Conakry adalah ibukota sekaligus kota terbesar Guinea. Penduduknya berjumlah 731.000 jiwa dipenghujung tahun
1988 dan 2.000.000 jiwa pada tahun 2007. Kota ini merupakan pusat ekonomi terbesar di Guinea. Terletak di pelabuhan Samudra Atlantik. Kota ini diambil dengan nama "Cona",
merupakan industri anggur dan keju oleh Penduduk Baga,
dan "nakiri", biasanya disebut selain di tepi sungai.
Selain itu, nama Guinea juga digunakan untuk sekitar daerah yang daerahnya
kebanyakan menempati pantai barat Afrika di selatan Gurun Sahara
dan di utara Teluk Guinea. Nama ini berasal dari bahasa Berber
yang kurang lebih membawa pengertian 'tanah orang hitam'. Guinea
bermakna "wanita/isteri" dalam bahasa Susu,
salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di negara ini. Kadang Guinea
juga dipanggil dengan sebutan Guinea-Conakry
untuk membedakannya dengan Guinea-Bissau
(yang mempunyai ibu negara di Bissau).
Daerah yang kini dipanggil Guinea merupakan sebuah negara bagian yang
berbentuk Republik sehingga sering disebut dengan "Republik Ghana" pada sekitar tahun 900
Masehi. Hal ini disusul
oleh kerajaan Sosso pada abad ke-12
dan ke-13. Republik Mali
bangkit untuk berkuasa di daerah ini selepas Pertempuran Kirina pada tahun 1235, dan menjadi makmur sehingga dilemahkan oleh
masalah-masalah dari dalam. Sehingga akhirnya, negara-negaranya merampas
kekuasaan pada abad ke-15.
Salah satunya, Songhai, yang kemudian menjadi Republik Songhai,
dan mengatasi pendahulu-pendahulunya dari segi daerah dan kekayaan, tetapi ia
juga menjadi korban pertengkaran dalam perang saudara,
dan akhirnya digulingkan dalam Pertempuran Tondibi pada tahun 1591.
Sehingga
kemudian, daerah Guinea terpecah-belah menjadi sebuah negara Islam yang berdiri
pada abad ke-18
dimana membawa sedikit kestabilan pada daerah ini. Satu lagi peristiwa yang
penting ialah datangnya orang-orang Muslim Fulani di daerah tanah
tinggi Fuuta Jalloo pada awal abad ke-18.
Orang-orang Eropa yang pertama datang ke daerah ini pada zaman Penemuan-penemuan Portugis yang memulai perdagangan sejak abad ke-15. Guinea saat ini merupakan sebuah tanah jajahan
oleh Negara Perancis pada tahun 1890, dengan Noël Balley sebagai gubernur pertama dan Pulau Tombo
sebagai ibu negaranya. Pada tahun 1895, negara ini digabungkan ke dalam Afrika Barat Perancis.
Pada 28 September1958, di bawah arahan Charles de Gaulle,
Perancis mengadakan sidang referendum tentang konstitusi baru dan penciptaan
dari Republik Kelima. Saat itu, semua koloni hadir kecuali Aljazair yang secara
hukum langsung bagian dari Perancis. Pada sidang referendum diajukan oleh
Perancis dua pilihan yaitu antara kemerdekaan segera atau mempertahankan status
mereka sebagai kolonial. Dengan demikian, Guinea yang pertama kali menjadi
koloni Perancis Afrika untuk mendapatkan kemerdekaannya. Guinea pula yang
menjadi satu-satunya derah jajahan yang tidak ingin menjadi wilayah
administratif Perancis seberang lautan. Setelah merdeka Guinea menjadi Republik
dengan kekuasaan terpusat. Presiden pertamanya, yang terpilih untuk masa
jabatan tujuh tahun, adalah Sekou Toure. Kemudian Ia juga terpilih lagi
sampai masa jabatan ke-4 tahun 1981.
Setelah kemerdekaan, Guinea diperintah oleh
seorang yang berkarakter pemerintahan diktator yaitu Ahmed Sékou Touré. Touré pada umumnya mengejar dasar-dasar ekonomi sosialisme
dan menumpas pemberontakan serta kebebasan berpendapat, tanpa banyak mengambil tentang hak asasi manusia.
Selepas kematiannya pada tahun 1984, Lansana Conté mengambil alih kuasa dan dengan segara, mengubah
dasar-dasar ekonomi tetapi mengekalkan cengkaman kuasa yang ketat. Pemilu Raya
pertama kali diadakan pada tahun 1993, akan tetapi keputusannya dari hasil
pemilu merupakan keputusan yang sering menimbulkan permasalahan. Conté sering
dikritik pada penerapan program kerja dibidang ekonomi negara.
Usaha Sekou Toure (1968) saat masa pemerintahanya, yaitu ingin mencoba
bersatu dengan Mali. Namun hubungannya dengan negara ini dengan negara lainya
silih berganti hangat-dingin sampai akhirnya, Guinea dikucilkan dari pergerakan
politik Afrika. Namun kadang hubungan dengan organisasi persatuan Afrika
kemudian membaik. Akan tetapi pandangan ekstern Toure sering kali mengurangi
pengaruh Guinea dalam organisasi itu. tetapi pada tahun 1984, Ia meninggal
karena menderita sakit setelah memerintah selama 26 tahun. Setelah kepergianya
Sekou Toure digantikan oleh Brigadir Jendral Lansana Conte yang memerintah
sampai saat ini.
SEJARAH INFLASI
Guinea pertama kali mengalami inflasi
pada tahun 1987 , dengan tingkat inflasi sebesar 33,7% yang tergolong kedalam inflasi berat. Adapun
yang menjadi penyebabnya karna saat itu termasuk periode panjang terjadinya ketidakstabilan politik yang
menyebabkan aktivitas ekonomi tertekan, memburuknya kondisi sosial, dan
meningkatkan ketidakseimbangan makro-ekonomi.
Guinea juga Sebagai
salah satu negara dengan GDP per kapita terendah, lebih dari dua-pertiga
penduduk Guinea-Bissau hidup di bawah garis kemiskinan. Perekonomiannya
terutama hanya bergantung pada pertanian, perikanan, kacang mete, dan kacang
tanah sebagai ekspor utama. Guinea
menunjukkan kemajuan ekonomi setelah Pakta stabilitas ditandatangani
oleh partai politik utama negara ini. Tantangan utama negara ini dimasa depan
adalah mencapai titik disiplin fiskal, membangun kembali administrasi publik,
peningkatan iklim ekonomi bagi investasi swasta, dan mempromosikan
diversifikasi ekonomi. Setelah merdeka dari Portugal pada tahun 1974 karena
Perang kolonial portugis dan Carnation revolution, exodus rakyat portugis,
militer, dan otoritas politik telah membawa pada kerusakan yang luar biasa bagi
infrastruktur ekonomi negara, tatanan sosial, dan kehidupan dinegara itu.
Setelah beberapa tahun
mengalami kemerosotan ekonomi dan ketidakstabilan politik pada tahun 1997
Guinea Bissau mengalami krisis moneter. Perang saudara yang terjadi pada tahun
1998 sampai 1999 dan kudeta militer pada tahun 2003 berdampak pada terganggunya
aktivitas ekonomi dan kemiskinan yang semakin meluas. Setelah pemilihan
parlemen tahun 2004 dan presiden pada tahun 2005 negara ini berusaha untuk
pulih dari ketidakstabilan meskipun pada saat itu kondisi politik masih lemah.
Pada tahun 2005, para pengedar narkoba yang berbasis di Amerika Latin mulai
menggunakan Guinea Bissau dan beberapa negara afrika lain sebagai titik
pengiriman kokain ke Eropa.
Mata uang negara ini adalah Guinea
Franc/GNF.
KEBIJAKAN
DALAM MENGATASI INFLASI
Adapun beberapa kebijakan non moneter /
non fiskal yang diambil oleh pemerintah Guinea dalam mengatasi inflasi yang ada
sebagai berikut :
1.
Dengan cara mendorong para pengusaha
untuk menaikkan hasil produksi .
Dalam
hal ini hasil produksi yang dihasilkan oleh guinea berhubungan dengan kegiatan
pertanian dan perikanan. Dan biasanya salah satu barang produksi yang
dihasilkan adalah kacang mete dan kacang tanah.
2.
Pemerintah mengambil kebijakan untuk
menstabilkan upah ( gaji) bagi penduduk guinea.
Dalam
hal ini upah tidak sering dinaikan ,karena kenaikan yang relatif sering
dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan
permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan
menimbulkan inflasi. Sehingga pemerintah harus menekan tingkat upah.
3.
Pemerintah melakukan pengawasan harga
Dimaksudkan
agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah
dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian
harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Sehingga
4.
pentingnya dilakukannya pengawasan harga
dan menentukan harga maksimal.
Pemerintah
juga melakukan distribusi barang secara langsung Untuk menghindari pasar gelap
maka distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar.
Sumber :
http://id.tradingeconomics.com/guinea/inflation-cpi
http://dewinaarofah.blogspot.com/2009/05/sejarah-monografi-negara-guinea.html